Rencana Apple menghadirkan mobil tanpa awak alias self-driving car agaknya harus berhenti di tengah jalan. Ratusan anggota tim proyek yang dinamai "Titan" tersebut telah mengundurkan diri.
Keseluruhan tim sendiri awalnya berjumlah 1000-an orang. Ratusan anggota tim yang masih bertahan, menurut sumber dalam, meminta ditempatkan ke divisi-divisi Apple lainnya.
Hal ini belum dikonfirmasi secara gamblang oleh pabrikan Cupertino, namun desas-desusnya telah ramai beredar.
Dilansir KompasTekno, Rabu (19/10/2016) dari Bloomberg, masalah di dalam tubuh tim bersumbu pada perbedaan pendapat soal strategi bisnis, isu kepemimpian, serta kurangnya perhatian yang diberikan manajemen Apple ke proyek tersebut.
Di tengah kerenggangan hubungan antar-anggota tim proyek Titan, para petinggi Apple malah menekan dengan mematok sebuah tenggat waktu. Per akhir 2017, Apple meminta tim proyek Titan mampu membuktikan bahwa sistem mobil tanpa sopir yang dibangun layak dan berprospek.
Pasca penentuan tenggat tersebut, para anggota tim proyek Titan semakin banyak yang hengkang.
Dimulai sejak 2014
Proyek Titan dimulai sejak dua tahun lalu dengan ambisi dan optimisme kuat. Kala itu konsultan kawakan McKinsey & Co mengestimasi proyek tersebut bakal bernilai 6,7 triliun dollar AS atau sekitar Rp 87.254 triliun per 2030.
Apple pun gencar merekrut anggota tim. Produsen iPhone tersebut menargetkan desain mobil tanpa awaknya sudah jadi pada awal 2020. Apple berharap proyek Titan bisa merevolusi industri mobil, sama seperti yang dilakukan iPhone saat pertama kali meluncur pada 2007 silam.
Masalah internal tim mulai terjadi pada akhir 2015 lalu. Para petinggi tim bersilang pendapat soal peta arah proyek. "Ini benar-benar kegagalan kepemimpinan," kata seseorang yang berada di lingkaran dalam.
Ubah strategi
Awal 2016, Apple akhirnya menunjuk mantan engineer Ford, Steve Zadesky, untuk mengepalai proyek Titan. Beberapa bulan setelahnya, Bob Mansfield yang merupakan salah satu pembuat iPad juga bergabung di jejeran pemimpin proyek tersebut.
Keduanya hadir di masa-masa sulit tim, di mana para anggota tak lagi percaya pada masa depan Titan. Alhasil, Mansfield mengambil keputusan besar dengan mengajukan perubahan strategi bisnis Titan.
Menurut dia, cita-cita Apple membangun mobil listrik tak bersopir tak realistis dengan kondisi tim yang ada sekarang. Ia mengatakan hal paling mungkin dilakukan adalah membuat platform untuk self-driving car, bukan perangkat mobilnya.
Juru bicara Apple belum mau berkomentar atas informasi yang diberikan beberapa sumber dalam tersebut. CEO Apple Tim Cook pun irit bicara.
"Industri mobil sedang mengalami perubahan besar-besaran," cuma itu ucapan Cook.
Informasi mengenai smartphone, handphone, laptop, dan komputer sangat cepat arusnya di Indonesia. Ini membuat berita teknologi cukup digemari oleh masyarakat karena menghadirkan informasi seputar gadget tersebut.
Jumat, 30 Desember 2016
Minggu, 25 Desember 2016
Debut di AS, Apa Saja yang Akan Dirilis LeEco?
LeEco, vendor smartphone asal China, telah menyebar undangan acara peluncuran yang bakal berlangsung di San Francisco, AS, pada 19 Oktober. Melalui acara ini, LeEco ingin menunjukkan taji sekaligus debutnya di dunia barat, khususnya AS.
Dalam acara bertajuk "Big Bang Conference", LeEco dikabarkan bakal menggebrak pasar AS dengan langsung merilis beberapa produk elektronik, seperti dua seri smartphone ditambah dengan empat seri perangkat televisi.
Kedua smartphone tersebut dikatakan sebagai LeMax 2 dan Le S3. Sementara itu, empat televisi yang akan dirilis antara lain LeEco Super X43 Pro TV, X55 TV, X65 TV, dan uMAx85 TV.
Kabar mengenai kehadiran perangkat-perangkat itu sempat bocor di situs resmi LeEco sebelum akhirnya dihapus.
Android LeMax 2 sendiri sebenarnya sudah dirilis di China beberapa waktu lalu. Smartphone ini dibekali dengan layar 5,7 inci beresolusi QHD, SoC Snapdragon 820 quad-core, RAM 4 GB, dan media penyimpanan berkapasitas 64 GB. Ada juga kamera utama 21 megapiksel dan kamera depan 8 megapiksel.
Baca: LeEco Siapkan Android RAM 8 GB, Baterai 5.000 mAh ?
Sementara itu, sebagaimana KompasTekno rangkum dari Android Police, Rabu (19/10/20160, Le S3 dikatakan sebagai produk yang benar-benar baru.
Smartphone ini digosipkan menyasar segmen kelas menengah dan menjadi penerus Le2. Belum ada bocoran spesifikasi mengenai produk yang satu ini.
Sebagai gambaran saja, LeEco Le2 pendahulunya memiliki layar 5,5 inci Full HD, SoC Snapdragon 652 octa-core, RAM 3 GB, dan kamera belakang 16 megapiksel. Seharusnya, Le S3 tidak akan memiliki spesifikasi yang jauh berbeda.
Untuk perangkat televisi, belum ada informasi apa pun yang beredar. Mengingat selama ini LeEco selalu merilis televisi beresolusi 4K, kemungkinan keempat produk baru tersebut juga memiliki kemampuan yang sama.
Selain itu, LeEco dikabarkan juga akan merilis sepeda pintar dan berbagai konten untuk pasar AS.
Nama LeEco sendiri selama ini memang belum begitu populer kecuali di China. Pertama berdiri pada tahun 2004 sebagai LeTV. Perusahaan ini didapuk sebagai Netflix-nya China karena memiliki layanan serupa, yakni streaming film.
Agar konten dari LeTV bisa dinikmati secara luas, LeEco mulai memproduksi televisi. Di perangkat tersebut, sudah tersedia aplikasi LeTV.
Pada tahun 2015, LeEco mulai memproduksi smartphone. Ponsel bikinan LeEco dikenal memiliki spesifikasi yang tinggi, tetapi berbanderol murah. Aplikasi LeTV juga hadir di perangkat yang satu ini.
Dalam acara bertajuk "Big Bang Conference", LeEco dikabarkan bakal menggebrak pasar AS dengan langsung merilis beberapa produk elektronik, seperti dua seri smartphone ditambah dengan empat seri perangkat televisi.
Kedua smartphone tersebut dikatakan sebagai LeMax 2 dan Le S3. Sementara itu, empat televisi yang akan dirilis antara lain LeEco Super X43 Pro TV, X55 TV, X65 TV, dan uMAx85 TV.
Kabar mengenai kehadiran perangkat-perangkat itu sempat bocor di situs resmi LeEco sebelum akhirnya dihapus.
Android LeMax 2 sendiri sebenarnya sudah dirilis di China beberapa waktu lalu. Smartphone ini dibekali dengan layar 5,7 inci beresolusi QHD, SoC Snapdragon 820 quad-core, RAM 4 GB, dan media penyimpanan berkapasitas 64 GB. Ada juga kamera utama 21 megapiksel dan kamera depan 8 megapiksel.
Baca: LeEco Siapkan Android RAM 8 GB, Baterai 5.000 mAh ?
Sementara itu, sebagaimana KompasTekno rangkum dari Android Police, Rabu (19/10/20160, Le S3 dikatakan sebagai produk yang benar-benar baru.
Smartphone ini digosipkan menyasar segmen kelas menengah dan menjadi penerus Le2. Belum ada bocoran spesifikasi mengenai produk yang satu ini.
Sebagai gambaran saja, LeEco Le2 pendahulunya memiliki layar 5,5 inci Full HD, SoC Snapdragon 652 octa-core, RAM 3 GB, dan kamera belakang 16 megapiksel. Seharusnya, Le S3 tidak akan memiliki spesifikasi yang jauh berbeda.
Untuk perangkat televisi, belum ada informasi apa pun yang beredar. Mengingat selama ini LeEco selalu merilis televisi beresolusi 4K, kemungkinan keempat produk baru tersebut juga memiliki kemampuan yang sama.
Selain itu, LeEco dikabarkan juga akan merilis sepeda pintar dan berbagai konten untuk pasar AS.
Nama LeEco sendiri selama ini memang belum begitu populer kecuali di China. Pertama berdiri pada tahun 2004 sebagai LeTV. Perusahaan ini didapuk sebagai Netflix-nya China karena memiliki layanan serupa, yakni streaming film.
Agar konten dari LeTV bisa dinikmati secara luas, LeEco mulai memproduksi televisi. Di perangkat tersebut, sudah tersedia aplikasi LeTV.
Pada tahun 2015, LeEco mulai memproduksi smartphone. Ponsel bikinan LeEco dikenal memiliki spesifikasi yang tinggi, tetapi berbanderol murah. Aplikasi LeTV juga hadir di perangkat yang satu ini.
Selasa, 20 Desember 2016
Kartu Grafis GeForce Terbaru Sulap PC Tua Jadi PC Gaming
Game komputer masa kini membutuhkan kemampuan olah grafis yang mumpuni supaya bisa berjalan lancar. Karena itu, sulit untuk mengandalkan GPU yang terintegrasi di dalam prosesor saja.
Hal tersebut digarisbawahi oleh Technical Marketing Manager Nvidia, John Gillooly, ketika berkunjung ke Jakarta untuk memperkenalkan seri kartu grafis baru perusahaannya, GeForce GTX 1050 dan GTX 1050 Ti.
“Sebagai contoh, PC tua berbasis Core i5 Haswell (generasi ke-4) keluaran 3 tahun lalu hanya bisa menjalankan game dengan frame rate rata-rata 7 FPS,” ujar Gillooly.
Memperbarui prosesor ke prosesor Core i5 generasi terbaru (Skylake) yang memiliki GPU terintegrasi lebih bertenaga memang bisa memompa frame rate.
Namun itu pun masih belum cukup membuahkan gameplay yang mulus karena frame rate rata-rata masih mentok di kisaran 9 FPS. Dengan kata lain, game modern masih berjalan terpatah-patah.
“Sebaliknya, kalau Anda memasangkan Core i5 Haswell dengan GeForce GTX 1050, maka angka frame rate rata-rata akan naik jauh menjadi 60 FPS,” klaim Gillooly.
Kartu grafis seri GeForce GTX 1050 digadang-gadang jadi andalan Nvidia di segmen bawah, setelah GeForce GTX 1080 di papan atas dan GeForce GTX 1070 di kelas menengah.
Dua model kartu grafis baru ini disebut memiliki kinerja hingga tiga kali lebih tinggi dibandingkan seri produk GeForce GTX 650 yang sejaman dengan Core i5 Haswell.
Nvidia berencana merilis GeForce GTX 1050 dan GTX 1050 Ti pada 25 Oktober mendatang. Banderol harganya dipatok sebesar 109 dollar AS untuk GTX 1050 dan 139 dollar AS untuk GTX 1050 Ti.
Incar “upgrader” komputer
Director of Techical Marketing Nvidia Asia Pacific, Jeff Yen, menjelaskan bahwa pihaknya memang sengaja mengincar mereka yang sedang mencari-cari kartu grafis untuk memainkan game terbaru.
Sebagian pemilik komputer, menurut dia, memiliki kebiasaan melakukan upgrade tiap tiga tahun sekali, saat hardware sudah tak mampu menangani aneka game terbaru dan lompatan kinerja antar-generasi komponen sudah sangat terasa.
Oik Yusuf/ KOMPAS.com
Proses upgrade dengan menambah kartu grafis GeForce GTX 1050 diklaim sangat mudah dan bisa dilakukan dengan tiga langkah sederhana.
“Karena itu, kami menyediakan pilihan baru di entry level. Kartu grafis ini bakal menarik untuk banyak orang,” ujar Yen ketika ditemui usai acara.
Baca: Nvidia RIlis GeForce GTX 1050 dan GTX 1050 Ti
Soal kinerja game yang bisa terdongkrak dengan memasang GeForce GTX 1050, Yen menjelaskan bahwa hal tersebut bisa terjadi karena performa game masa kini lebih tergantung pada kinerja GPU, bukan CPU (GPU bound).
Walhasil, penambahan kartu grafis baru pun bisa menghasilkan peningkatan kinerja yang jauh lebih terasa, ketimbang melakukan upgrade CPU.
“Selain itu, menambah kartu grafis seperti GTX 1050 ini lebih ekonomis ketimbang mengganti basis CPU,” imbuh Yen.
Proses upgrade dengan memasang kartu grafis baru pun lebih mudah, ujar dia. Cukup dengan mencari slot PCI-Express x16 yang menganggur di motherboard dan menancapkan kartu grafis.
Untuk GeForce GTX 1050, pengguna tak perlu memasang kabel daya tambahan (PCI-e 6-pin) karena seri kartu grafis ini beroperasi dengan daya maksimal 75 watt.
Hal tersebut digarisbawahi oleh Technical Marketing Manager Nvidia, John Gillooly, ketika berkunjung ke Jakarta untuk memperkenalkan seri kartu grafis baru perusahaannya, GeForce GTX 1050 dan GTX 1050 Ti.
“Sebagai contoh, PC tua berbasis Core i5 Haswell (generasi ke-4) keluaran 3 tahun lalu hanya bisa menjalankan game dengan frame rate rata-rata 7 FPS,” ujar Gillooly.
Memperbarui prosesor ke prosesor Core i5 generasi terbaru (Skylake) yang memiliki GPU terintegrasi lebih bertenaga memang bisa memompa frame rate.
Namun itu pun masih belum cukup membuahkan gameplay yang mulus karena frame rate rata-rata masih mentok di kisaran 9 FPS. Dengan kata lain, game modern masih berjalan terpatah-patah.
“Sebaliknya, kalau Anda memasangkan Core i5 Haswell dengan GeForce GTX 1050, maka angka frame rate rata-rata akan naik jauh menjadi 60 FPS,” klaim Gillooly.
Kartu grafis seri GeForce GTX 1050 digadang-gadang jadi andalan Nvidia di segmen bawah, setelah GeForce GTX 1080 di papan atas dan GeForce GTX 1070 di kelas menengah.
Dua model kartu grafis baru ini disebut memiliki kinerja hingga tiga kali lebih tinggi dibandingkan seri produk GeForce GTX 650 yang sejaman dengan Core i5 Haswell.
Nvidia berencana merilis GeForce GTX 1050 dan GTX 1050 Ti pada 25 Oktober mendatang. Banderol harganya dipatok sebesar 109 dollar AS untuk GTX 1050 dan 139 dollar AS untuk GTX 1050 Ti.
Incar “upgrader” komputer
Director of Techical Marketing Nvidia Asia Pacific, Jeff Yen, menjelaskan bahwa pihaknya memang sengaja mengincar mereka yang sedang mencari-cari kartu grafis untuk memainkan game terbaru.
Sebagian pemilik komputer, menurut dia, memiliki kebiasaan melakukan upgrade tiap tiga tahun sekali, saat hardware sudah tak mampu menangani aneka game terbaru dan lompatan kinerja antar-generasi komponen sudah sangat terasa.
Oik Yusuf/ KOMPAS.com
Proses upgrade dengan menambah kartu grafis GeForce GTX 1050 diklaim sangat mudah dan bisa dilakukan dengan tiga langkah sederhana.
“Karena itu, kami menyediakan pilihan baru di entry level. Kartu grafis ini bakal menarik untuk banyak orang,” ujar Yen ketika ditemui usai acara.
Baca: Nvidia RIlis GeForce GTX 1050 dan GTX 1050 Ti
Soal kinerja game yang bisa terdongkrak dengan memasang GeForce GTX 1050, Yen menjelaskan bahwa hal tersebut bisa terjadi karena performa game masa kini lebih tergantung pada kinerja GPU, bukan CPU (GPU bound).
Walhasil, penambahan kartu grafis baru pun bisa menghasilkan peningkatan kinerja yang jauh lebih terasa, ketimbang melakukan upgrade CPU.
“Selain itu, menambah kartu grafis seperti GTX 1050 ini lebih ekonomis ketimbang mengganti basis CPU,” imbuh Yen.
Proses upgrade dengan memasang kartu grafis baru pun lebih mudah, ujar dia. Cukup dengan mencari slot PCI-Express x16 yang menganggur di motherboard dan menancapkan kartu grafis.
Untuk GeForce GTX 1050, pengguna tak perlu memasang kabel daya tambahan (PCI-e 6-pin) karena seri kartu grafis ini beroperasi dengan daya maksimal 75 watt.
Kamis, 15 Desember 2016
Beredar, Malware Android Pengajak Selfie
Pembuat malware makin kreatif dalam memancing korbannya agar membeberkan keterangan sensitif. Minggu ini ditemukan program berbahaya di Android yang mampu mengajak selfie.
Bukan sembarang selfie, melainkan memotret diri sendiri bersama kartu identitas seperti SIM, KTP, atau paspor untuk mencuri detil-detil informasi personal sang korban.
Malware hasil temuan McAfee Labs Mobile Research Team itu berupa trojan yang menyamar sebagai video codec, plug-in flash, atau aplikasi dari situs porno, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Gizmodo, Rabu (19/10/2016).
Padahal, jenis-jenis aplikasi di atas tidak pernah meminta verifikasi berupa foto identitas pengguna.
McAfee
Trojan baru di Android mengajak korban memasukkan detil informasi kartu kredit serta mangajak selfie.
Selain itu, korban juga diminta memberikan informasi-informasi lain, seperti nomor-nomor kartu kredit, serta nama-nama anggota keluarga.
“(Informasi-informasi tersebut) sangat berguna bagi kriminal cyber untuk mengkonfirmasi identitas korban dan mengakses tak hanya akun bank, namun mingkin juga media sosial,” tulis McAfee dalam laporannya.
Supaya lebih meyakinkan, si pembuat malware merancang program jahatnya agar tampak seperti aplikasi dari Google Play.
Malware “selfie” ini merupakan salah satu varian baru dari trojan bank Android Acecard atau Torec yang sudah banyak dikenal.
Bukan sembarang selfie, melainkan memotret diri sendiri bersama kartu identitas seperti SIM, KTP, atau paspor untuk mencuri detil-detil informasi personal sang korban.
Malware hasil temuan McAfee Labs Mobile Research Team itu berupa trojan yang menyamar sebagai video codec, plug-in flash, atau aplikasi dari situs porno, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Gizmodo, Rabu (19/10/2016).
Padahal, jenis-jenis aplikasi di atas tidak pernah meminta verifikasi berupa foto identitas pengguna.
McAfee
Trojan baru di Android mengajak korban memasukkan detil informasi kartu kredit serta mangajak selfie.
Selain itu, korban juga diminta memberikan informasi-informasi lain, seperti nomor-nomor kartu kredit, serta nama-nama anggota keluarga.
“(Informasi-informasi tersebut) sangat berguna bagi kriminal cyber untuk mengkonfirmasi identitas korban dan mengakses tak hanya akun bank, namun mingkin juga media sosial,” tulis McAfee dalam laporannya.
Supaya lebih meyakinkan, si pembuat malware merancang program jahatnya agar tampak seperti aplikasi dari Google Play.
Malware “selfie” ini merupakan salah satu varian baru dari trojan bank Android Acecard atau Torec yang sudah banyak dikenal.
Sabtu, 10 Desember 2016
Buat Apa Samsung Bikin OS Tizen?
Samsung menaruh harapan besar pada sistem operasi Tizen buatannya. Sistem operasi alternatif Android tersebut akan dijadikan sebagai pondasi untuk membangun ekosistem Internet of Things (IoT).
Hal itu dikemukakan oleh Head of Product Marketing IT & Mobile Samsung Electronics Indonesia, Denny Galant usai peluncuran Samsung "Tizen" Z2, Rabu (19/10/2016), di Ballroom Hotel Intercontinental, Jakarta.
"Kesempatan ke depannya Tizen ini untuk konektivitas perangkat pintar Samsung. Arahnya ke IoT, seperti menghubungkan smartphone dengan wearable, headset VR, dan home appliances buatan Samsung lainnya," kata dia
Menurut Denny, Tizen selama ini sudah menjadi sistem operasi andalan untuk perangkat pintar Samsung di luar smartphone, misalnya smart TV, smart refrigerator, dan headset VR. Untuk lini ponsel pintar, ia mengakui Samsung masih lebih banyak bersandar pada sistem operasi Android buatan Google.
Namun, dengan kehadiran Samsung Z2, Denny optimis Tizen akan semakin banyak diimplementasikan pada ponsel-ponsel selanjutnya. Bahkan ia yakin Tizen nantinya bukan cuma untuk smartphone low-end, tapi untuk semua segmen pasar.
"Sekarang Z2 ini masih perkenalan awal. Kami akan lihat antusiasmenya bagaimana. Z2 juga belum bisa terhubung dengan smart TV dan perangkat pintar lain. Semua masih dalam proses, tapi tujuannya memang ke sana (IoT)," ia menuturkan.
Diketahui, Samsung untuk pertama kalinya memboyong smartphone berbasis Tizen di Indonesia, yakni Z2. Ponsel yang dibanderol Rp 899.000 tersebut sebelumnya sudah diperkenalkan di India pada akhir Agustus lalu.
Baca: Samsung Resmikan Z2, Tizen Pertama di Indonesia Dijual Rp 899.000
Samsung menggarisbawahi tiga keunggulan Tizen, yakni ringan, bersistem terbuka, dan mendukung koneksi antar-perangkat atau IoT. Pada Z2, beberapa aplikasi populer sudah terbenam otomatis.
Beberapa di antaranya adalah Line, WhatsApp, Instagram, dan Facebook. Aplikasi lainnya juga bisa dieksplor melalui toko virtual Tizen Store. Secara keseluruhan, ada 6.500 aplikasi yang tersedia di Tizen Store.
Sementara itu, yang eksklusif untuk Z2 sejauh ini ada lebih dari 2.700 aplikasi. Dari angka itu, baru 1.600 yang dapat digunakan di pasar Indonesia. Ke depan, Samsung mengatakan akan memboyong lebih banyak aplikasi populer untuk menjawab kebutuhan netizen Tanah Air.
Hal itu dikemukakan oleh Head of Product Marketing IT & Mobile Samsung Electronics Indonesia, Denny Galant usai peluncuran Samsung "Tizen" Z2, Rabu (19/10/2016), di Ballroom Hotel Intercontinental, Jakarta.
"Kesempatan ke depannya Tizen ini untuk konektivitas perangkat pintar Samsung. Arahnya ke IoT, seperti menghubungkan smartphone dengan wearable, headset VR, dan home appliances buatan Samsung lainnya," kata dia
Menurut Denny, Tizen selama ini sudah menjadi sistem operasi andalan untuk perangkat pintar Samsung di luar smartphone, misalnya smart TV, smart refrigerator, dan headset VR. Untuk lini ponsel pintar, ia mengakui Samsung masih lebih banyak bersandar pada sistem operasi Android buatan Google.
Namun, dengan kehadiran Samsung Z2, Denny optimis Tizen akan semakin banyak diimplementasikan pada ponsel-ponsel selanjutnya. Bahkan ia yakin Tizen nantinya bukan cuma untuk smartphone low-end, tapi untuk semua segmen pasar.
"Sekarang Z2 ini masih perkenalan awal. Kami akan lihat antusiasmenya bagaimana. Z2 juga belum bisa terhubung dengan smart TV dan perangkat pintar lain. Semua masih dalam proses, tapi tujuannya memang ke sana (IoT)," ia menuturkan.
Diketahui, Samsung untuk pertama kalinya memboyong smartphone berbasis Tizen di Indonesia, yakni Z2. Ponsel yang dibanderol Rp 899.000 tersebut sebelumnya sudah diperkenalkan di India pada akhir Agustus lalu.
Baca: Samsung Resmikan Z2, Tizen Pertama di Indonesia Dijual Rp 899.000
Samsung menggarisbawahi tiga keunggulan Tizen, yakni ringan, bersistem terbuka, dan mendukung koneksi antar-perangkat atau IoT. Pada Z2, beberapa aplikasi populer sudah terbenam otomatis.
Beberapa di antaranya adalah Line, WhatsApp, Instagram, dan Facebook. Aplikasi lainnya juga bisa dieksplor melalui toko virtual Tizen Store. Secara keseluruhan, ada 6.500 aplikasi yang tersedia di Tizen Store.
Sementara itu, yang eksklusif untuk Z2 sejauh ini ada lebih dari 2.700 aplikasi. Dari angka itu, baru 1.600 yang dapat digunakan di pasar Indonesia. Ke depan, Samsung mengatakan akan memboyong lebih banyak aplikasi populer untuk menjawab kebutuhan netizen Tanah Air.
Senin, 05 Desember 2016
Belum Ada Go-Jek dan BBM di Tizen Samsung Z2
Samsung baru saja merilis smartphone Tizen pertamanya di Indonesia, yakni seri Z2. Namun sebagai sistem operasi baru, aplikasi yang dimiliki OS Tizen belum selengkap Android.
Memang aplikasi-aplikasi yang familiar di Android sebagian besar juga tersedia di Tizen, seperti WhatsApp, Line, Facebook, dan Instagram.
Namun, aplikasi-aplikasi yang membumi seperti aplikasi ride-sharing Go-Jek, Grab, dan Uber, dan aplikasi chatting BlackBerry Messenger (BBM) yang populer di Indonesia belum tersedia di toko aplikasi Tizen Store.
Bagaimana cara Samsung mengakalinya? Untuk mendukung ekosistem Tizen, Samsung gencar menggandeng developer lokal untuk membuat aplikasi berbasis Tizen.
"Salah satunya dengan mengadakan kompetisi Indonesia Next App 3.0 pada Juli lalu," kata Presiden Samsung Electronics Indonesia, Jaehoon Kwon di sela peluncuran Z2, Rabu (19/10/2016).
Dalam kompetisi ini, pengembang aplikasi ditantang untuk membuat aplikasi di tiga kategori platform, yakni Tizen Smartphone, Wearable/Gears Apps dan Gear VR Content.
Bisa jadi jika ke depannya aplikasi Tizen sudah memiliki basis pengguna yang banyak, aplikasi-aplikasi populer seperti Go-Jek, Grab, Uber, BlackBerry Messenger (BBM) juga akan dibuat di platform Tizen.
Memang aplikasi-aplikasi yang familiar di Android sebagian besar juga tersedia di Tizen, seperti WhatsApp, Line, Facebook, dan Instagram.
Namun, aplikasi-aplikasi yang membumi seperti aplikasi ride-sharing Go-Jek, Grab, dan Uber, dan aplikasi chatting BlackBerry Messenger (BBM) yang populer di Indonesia belum tersedia di toko aplikasi Tizen Store.
Bagaimana cara Samsung mengakalinya? Untuk mendukung ekosistem Tizen, Samsung gencar menggandeng developer lokal untuk membuat aplikasi berbasis Tizen.
"Salah satunya dengan mengadakan kompetisi Indonesia Next App 3.0 pada Juli lalu," kata Presiden Samsung Electronics Indonesia, Jaehoon Kwon di sela peluncuran Z2, Rabu (19/10/2016).
Dalam kompetisi ini, pengembang aplikasi ditantang untuk membuat aplikasi di tiga kategori platform, yakni Tizen Smartphone, Wearable/Gears Apps dan Gear VR Content.
Bisa jadi jika ke depannya aplikasi Tizen sudah memiliki basis pengguna yang banyak, aplikasi-aplikasi populer seperti Go-Jek, Grab, Uber, BlackBerry Messenger (BBM) juga akan dibuat di platform Tizen.
Langganan:
Postingan (Atom)