Minggu, 30 Oktober 2016

PlayStation VR Sudah Bisa Dibeli di Indonesia

Headset Virtual Reality Sony PlayStation VR telah resmi memasuki pasaran Indonesia pada 13 Oktober 2016, bersamaan dengan rilis serentak di seluruh dunia.



Pihak Sony selaku empunya PlayStation memamerkan kebolehan perangkat tersebut dalam sebuah acara di Jakarta, Rabu (19/10/2016).

"Saat ini sudah ada 32 judul game Virtual Reality untuk PlayStation 4 yang bisa dibeli di PlayStation Store. Di antaranya Batman Arkham VR, dan tentu saja Resident Evil," sebut Assistant Manager Public Relations Marketing Department Sony Interactive Enterntainment Hong Kong, Ian Purnomo, yang hadir sebagai pembicara dalam kesempatan tersebut.

Baca: PlayStation VR Masuk Indonesia 13 Oktober, Harganya?

Pihak Sony menjanjikan jumlah game VR-ready untuk PlayStation 4 bakal meningkat menjadi 50 judul dalam waktu dekat.

Di ruangan Gado-gado Lounge yang berlokasi di pusat perkantoran 88 Kasablanka yang menjadi ajang pameran itu, Sony menyediakan lima unit PlayStation VR yang tersambung ke lima konsol PlayStation 4. Masing-masing menyajikan demo game VR berbeda.



Oik Yusuf/ KOMPAS.com
Assistant Manager Public Relations Marketing Department Sony Interactive Entertainment Hong Kong, Ian Purnomo.
Jurnalis yang diundang menghadiri acara bisa mencicipi aneka game virtual reality yang tersedia di arena. Genre game dimaksud cukup beragam, termasuk balapan (Drive Club VR), dan first-person survivabilitas horror (Resident Evil 7).

Ian mengatakan PlayStation VR sudah beredar di Indonesia melalui gerai resmi Sony Center di Grand Indonesia dan GS Shop.

Harga perangkat PlayStation VR dipatok di angka Rp 6,7 juta dan Rp 7,4 juta untuk versi bundel dengan aksesoris PlayStation Camera.

PlayStation VR memang mesti dipadukan dengan konsol game PlayStation 4 dan aksesori PlayStation Camera agar bisa berfungsi.

Menurut Ian, tak ada perbedaan antara PlayStation Camera versi lama dan yang dibundel dengan PlayStation VR.

"PlayStation Camera digunakan buat melacak pergerakan headset PlayStation VR. Pemilik PlayStation Camera bisa langsung membeli PlayStation VR untuk bermain judul-judul (game) Virtual Reality," ujar Ian.

Ini Alasan Sinyal 4G di Indonesia Masih "Lemot"

Pengguna ponsel di Indonesia harus segera meninggalkan teknologi 2G dan bermigrasi ke 4G agar tidak semakin ketinggalan kemajuan digital.



Berbicara di sela-sela acara acara Qualcomm 4G/5G Summit di Hong Kong, 17-19 Oktober 2016, Country Director Qualcomm Indonesia, Shannedy Ong mengatakan bahwa migrasi dari 2G ke 4G ini menjadi tantangan utama Indonesia sebelum beranjak ke teknologi selanjutnya.

Menurut dia, besarnya pengguna 2G justru menghambat efektivitas 4G di Indonesia sebab keduanya menggunakan pita frekuensi yang sama, yakni 1.800 MHz. Pelanggan 4G bisa saja tidak puas dengan performa 4G akibat pemakaian spektrum yang sama untuk 2G.

Penggunaan pita frekuensi yang sama untuk spektrum 2G dan 4G inilah yang membuat sinyal 4G belum maksimal di Indonesia, alias masih "lemot".

"Kalau (2G) itu enggak dikosongin, entar 4G-nya cuma 10 MHz bandwidth-nya, idealnya itu 20 MHz," kata Ong, Rabu (19/10/2016), di Hong Kong.

Baca: XL Berhenti Kembangkan Jaringan 2G

Sementara Senior Regional Head for Qualcomm South East Asia & Pasific, Mantosh Malhotra mengatakan, banyaknya pengguna ponsel 2G di Indonesia menjadi salah satu hambatan untuk mengikuti tren teknologi.

Ia berpendapat bahwa Indonesia merupakan pasar besar dan semestinya berpeluang mencicipi kecepatan perubahan telekomunikasi.

Menurut Malhotra, tiga tahun ke depan akan menjadi waktu paling krusial bagi Indonesia untuk menentukan sikap.

"Jika tidak juga memutus penggunaan 2G, Indonesia akan sulit menghadapi persaingan dengan negara lain, baik di bidang telekomunikasi, ekonomi, maupun bidang lain," kata Malhotra.

Untuk mempercepat peralihan itu, Qualcomm akan bekerja sama dengan operator untuk mengedukasi pengguna ponsel 2G tentang pentingnya penggunaan 4G.

Itu tentu bukan pekerjaan mudah, terutama bagi masyarakat pedesaan yang tidak memiliki daya beli terhadap ponsel 4G.

Baca: 5 Cara Menghemat Kuota Internet Smartphone

Di pihak lain, pemerintah juga diminta mengeluarkan regulasi untuk membatasi hingga menyudahi pemanfaatan frekuensi 2G.

Apabila hal itu terpenuhi, Ong optimistis bahwa perpindahan ke teknologi 4G ini bisa terwujud pada 2019 atau lebih cepat dibandingkan pada adopsi 2G ke 3G yang mencapai waktu sepuluh tahun.

Mengutip riset dari GfK, Ong mengatakan bahwa dari total penjualan ponsel pintar 3G dan 4G di Tanah Air saat ini, sebanyak 60 persen di antaranya sudah berkemampuan generasi keempat.

Ini menjadi sebuah tanda bahwa Indonesia bisa segera beradaptasi dengan 4G.

Oppo R9s dan R9s Plus Resmi Dirilis, Harganya?

Oppo resmi meluncurkan duet Android R9s dan R9s Plus di Beijing, China. Keduanya merupakan suksesor dari seri R9 dan R9 Plus keluaran Maret 2016 lalu.



Sesuai bocoran yang beredar sebelumnya, baik R9s dan R9s Plus masing-masing dibekali kamera dengan sensor resolusi 16 megapiksel untuk kamera utama (belakang) dan kamera depan (selfie). Bukaan lensanya pun cukup lebar, yakni f/1.7 (belakang) dan F/2.0 (depan).

Teknologi-teknologi lain disematkan untuk menambah kualitas kamera R9s dan R9s Plus, seperti optical image stabilization (OIS), perekaman video 4K, dan flash LED.

Fokus kamera dikatakan lebih mumpuni berkat teknologi dual-focus. Penangkapan fokusnya diklaim 40 persen lebih cepat ketimbang jika memakai phase detection autofocus, sebagaimana dilaporkan GSMArena dan dihimpun KompasTekno, Kamis (20/10/2016).

Lantas apa yang membedakan R9s dan R9s Plus?

Pertama, yang paling tampak bisa dilihat dari ukuran ponsel. R9s dirasa cukup dengan layar 5,5 inci, sedangkan varian Plus dirancang dengan layar lebih besar, yakni 6 inci. Masing-masing layar beresolusi 1080p.

Dari segi jeroan, R9s masih menggunakan chipset Snapdragon 625 seperti pendahulunya. Sementara itu, varian Plus sudah diotaki chipset Snapdragon 653 yang baru meluncur beberapa hari lalu.

Baca: Snapdragon 653 dan 626 Dirilis, Diklaim 10 Persen Lebih Kencang

Kapasitas RAM dan baterai juga berbeda. R9s dibekali RAM 4 GB dan baterai 3.010 mAh. Varian Plus lebih perkasa dengan RAM 6 GB dan baterai 4.000 mAh. Memori internal keduanya berkapasitas sama, yakni 64 GB.

Keduanya berjalan pada sistem operasi Android 6.0.1 dengan antarmuka ColorOS 3.0 buatan Oppo sendiri.

Dengan spesifikasi demikian, R9s dibanderol 2.899 Yuan atau Rp 5,3 jutaan. Masyarakat China sudah bisa membeli ponsel itu pada 28 Oktober mendatang.

Sementara itu, harga R9s Plus lebih murah yakni 3.499 Yuan atau senilai Rp 6,7 jutaan. Untuk varian ini, masyarakat China harus menunggu lebih lama hingga Desember 2016 mendatang.

Belum jelas kapan duet tersebut hadir di Indonesia. Sebelumnya, R9 dinamai F1 Plus ketika masuk Tanah Air. Entah nama apa yang akan dipakai untuk duet R9s di Indonesia nantinya.